· 27 Januari pukul 6:34
Ahmad Zaman sy kira pemkab punya niat baik untuk mengakomodir kepentingan masyarakat... apa lg bupati turun tangn sendiri... mendatangi para pembuat becak mesin... tinggal persoalannya adalah,,,, apakah harus di atur trayek (rute jalannya) angkot /mobil saling mengalah dan tidak ada yang dirugikan...
27 Januari pukul 7:21 ·
Sansan Kaza'zaq Santo kalo menurut saya,,,disina ada 2 pihak yg saling mempunyai kepentingan,,pertama adalah tukang becak yg pake motor,,hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dan kemudahan bertransportasi,,(baik juga dan hal tsb tak bisa dipungkiri lagi),,,kedua pemkab (bupati) menandakan seorang pemimpin yg tanggap terhadap masyarakatnya (teruskan pak Buyar.heheheee)...tapi sebenarnya saya kurang setuju dg adanya bentor,karena tidak ramah lingkungan dan cukup menimbulkan polusi,macet,dan mungkin hal terburuk adalah kecelakaan,,,katanya mau GO GREEN tapi malah seperti itu,,gimana mau terlaksana??? toh justru enak naik becak non mesin,,biaya murah,,sehat,, dan bisa melihat pemandangan kota kebumen,,,klo bentor kan pake solar y jelas rugi (bagi penumpang otomatis lebih mahal meski lebih cepat sampai tujuan,,bagi tukang becaknya rugi kalo gag ada penumpang-soalnya banyak saingannya..)
27 Januari pukul 8:02 ·
Solehudin Pernadiwangsa Nek inyong dewek,anu pada bae wong rekasa ya mmelu ndukung bentor lagh,,,, jajal dibayangna lur,,,,, nek numpak becak onthel kas kota tekan urutssewu,,,,,,,jal??? Sing nang arep enak turu,, sing nang mbur,,, jeksa(njeejek rekasa)angine gedhe sisan,,,,,
Bahrun Ali Murtopo wah bentor asik koh dan efektif bisa menbawa apa saja, dan banyak peminatnya yang numpak. para supir bentor baling engga di kasih tata cara lalu lintas. ora karep dewek karena aku sering saya jumpai bentor nek wis ngacung tangane nang perempatan atau lampu merah mlaku ae , engga mau ngalah. kalo mau di legalkan sepakat para pemilik bentor didik lalulintas dulu dengan baik yang baik. jangan hanya melegalkan saja tapi menberi pelatihan dan layak jadi pengendara bentor taat lalulintas.
27 Januari pukul 12:21 ·
Suara Muda Apapun alasanya kesejahteraan rakyat lebih penting dan keyamanan masyrakat , legal engga legal itu engga masalah yang masalah adalah aturan pihak pemrintah dan pihak penyetir bentor terkait tata tertib lalulintas. dan saling meng hargai sesama angkutan jangan saling mendahului..?
27 Januari pukul 12:34 · · 2
Rocky Irawan ...ngapunten, saya kok rada wedi yah...dibanding becak tradisional, kekuatan hanya sebatas kekuatan kempol, kecepatan jg terbatas.
tapi nek mesin kan berkali2 lipat kempol, sementara penumpang ada didepan. mohon dipertimbangkan, sebelum dilegalkan.
nuwun
0 komentar:
Posting Komentar